Artikel

Tiga Arahan Presiden kepada Seluruh Kepala Daerah

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Presiden Joko Widodo menyempatkan diri bertemu dan memberikan arahan kepada Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Provinsi Jawa Timur pada Kamis (19/8) kemarin.

Dalam pertemuan itu, setidaknya ada tiga arahan yang diberikan Presiden kepada para kepala daerah yang hadir. Pertama terkait penurunan kasus, lalu kedua vaksinasi, dan ketiga angka kematian akibat Covid-19.

Terkait penurunan kasus Covid-19 yang dibarengi dengan penurunan tingkat keterisian tempat tidur atau BOR di rumah sakit, Presiden meminta hal itu tidak membuat lengah.

Sebaliknya, seluruh unsur Forkopimda harus tetap berhati-hati dan waspada mengingat lonjakan Covid-19 bisa terjadi sewaktu-waktu.

"Jangan sampai ada varian baru datang karena bermutasi dan kita tidak waspada, tahu-tahu meledak menjadi jumlah yang sangat banyak," ungkap Presiden mengutip siaran pers yang diterima Jumat (20/8).

Semua pemangku kepentingan di Jawa Timur, kata Presiden, harus turut serta dalam menangani pandemi Covid-19 dengan bertanggung jawab di wilayahnya masing-masing.

Secara khusus, Presiden meminta Pangdam dan Kapolda untuk menggerakkan unsur di bawahnya agar mengurusi tempat isolasi terpadu (isoter) bagi masyarakat yang terpapar.

"Kurangi yang isoman, ditarik ke isolasi yang terpusat. Ini akan sangat mengurangi sekali laju penyebaran (Covid-19)," imbuhnya.

Terkait vaksinasi, Presiden meminta Forkopimda se-Jawa Timur untuk mempercepat capaian vaksinasinya, termasuk menghabiskan semua stok vaksin yang ada.

Menurut Presiden, pada bulan Agustus ini Indonesia akan kedatangan sedikitnya 72 juta dosis vaksin, dan pada bulan September akan kedatangan 70 juta dosis vaksin.

"Yang biasanya itu sebulan hanya 8 juta (dosis vaksin), 10 juta (dosis vaksin), selama tujuh bulan kita hanya dapat 68 juta (dosis vaksin). Berarti per bulan kira-kira hanya 10 juta (dosis vaksin). Ini 72 (juta dosis vaksin), 70 juta (dosis vaksin), sehingga cepat habiskan," ujarnya.

Angka kematian di Jawa Timur juga menjadi perhatian Presiden Jokowi. Di Jawa Timur, tingkat kematian akibat Covid-19 tergolong tinggi yaitu mencapai 7,1 persen.

Menurutnya beberapa kemungkinan penyebab tingginya angka kematian ini antara lain karena mereka yang isoman tidak segera dibawa ke isoter. Selain itu, mereka yang bergejala berat terlambat dibawa ke rumah sakit.

"Sehingga, sekali lagi, isolasi terpusat itu betul-betul menjadi kunci, baik untuk penyebaran, juga untuk menekan angka kematian. Di saat dibawa ke rumah sakit, kondisinya sudah berat," jelasnya.

Presiden juga meminta agar para unsur pemerintah maupun TNI dan Polri di daerah mengerti betul detail di lapangan terkait penanganan Covid-19. Dengan menguasai kondisi di lapangan, langkah antisipasi dan respons yang tepat terhadap perubahan situasi bisa segera dilakukan.

"Jangan sampai kita enggak tahu posisinya, kemudian virusnya masuk, baru kita grobyakan. Ini jangan sampai terjadi," katanya. (WIL)

Simak penjelasan ringkasnya berikut ini: