Artikel

Tumbuh Setelah Bertahan, Ini Strategi Pemerintah Cegah Resesi akibat Pandemi

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Pandemi Covid-19 yang melanda sejak Maret 2020 memberikan pukulan dahsyat bagi seluruh negara di dunia. Tidak hanya sektor kesehatan, pandemi juga merusak tatanan sosial dan perekonomian.

Respons yang dilakukan negara-negara dalam mengatasi pandemi ini berbeda-beda. Ada beberapa negara yang menitikberatkan kesehatan, sehingga melakukan karantina total atau lockdown. Ada pula yang melakukan penyeimbangan antara penanganan kesehatan dan ekonomi.

Bagi negara yang melakukan lockdown, sekilas kebijakan itu bisa meredam laju kasus Covid-19. Namun, pandemi yang belum bisa diprediksi kapan berakhir membuat lonjakan kasus terjadi setelah lockdown berakhir.

Sementara pemerintah Indonesia memiliki cara tersendiri dalam mengatasi pandemi ini. Pemerintah sejak awal menerapkan kebijakan yang sering disebut "gas dan rem".

Kebijakan yang menitikberatkan pada penyeimbangan antara sektor kesehatan dan perekonomian itu dilakukan dengan sangat hati-hati. Pemerintah berusaha menekan lonjakan kasus dan selagi memastikan ekonomi masyarakat tetap berjalan pada waktu yang sama.

Tampaknya apa yang dilakukan pemerintah ini membuahkan hasil. Indonesia berhasil keluar dari gelombang kedua pada bulan Juli dengan sangat cepat, bahkan mendapat pujian dari banyak negara.

Pada sektor ekonomi, harmonisasi gas dan rem yang dilakukan pemerintah juga membuat perekonomian Indonesia tidak terlalu terpuruk. Bahkan saat ini, perekonomian mulai menunjukkan kebangkitan.

Hal itu dapat dilihat dalam laporan "Capaian Kinerja 2021, Indonesia Tangguh-Indonesia Tumbuh" yang diluncurkan pemerintahan Presiden Joko Widodo - Wapres Ma'ruf Amin pada Rabu, 20 Oktober 2021 lalu.

“Pandemi menjerembabkan ekonomi, merosotkan harapan ke titik nadir. Tapi setelah gelap, datang cahaya, setelah bertahan, kita tumbuh,” bunyi laporan tersebut yang dikutip pada Jumat (22/10).

Cegah Resesi

Pemerintah tampak berhasil mencegah salah satu kekhawatiran publik akibat lesunya ekonomi yaitu resesi. Salah satu strategi yang dilakukan pemerintah adalah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Program PEN ini mencakup banyak aspek yaitu kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan korporasi serta insentif usaha.

Berdasarakan data Kemenkeu, Alokasi anggaran PEN per September 2021 adalah Rp214,96 triliun, Kesehatan Rp186,64triliun, Perlindungan Sosial Rp117,94 triliun, Program Prioritas Rp162,40 triliun, Dukungan UMKM & Korporasi Rp62,83 Triliun

Pemulihan ekonomi juga tampak pada aktivitas perdagangan Indonesia. Tercatat, sepanjang Januari-Agustus 2021, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesari Rp 270,4 triliun. Angka ini naik 75 persen dari periode yang sama tahun 2020.

Pendorong utama pemulihan kinerja ekspor adalah apresiasi harga komoditas, yakni emas, batu bara, dan nikel di atas rata-rata (commodity supercycle). (WIL)