Artikel

Varian Delta Bermutasi Jadi Delta Plus, Kenali Ciri-cirinya

 
 | ArusBaik

ArusBaik.id - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman telah mengkonfirmasi virus Corona varian Delta Plus telah terdeteksi di Indonesia. Sehingga penting bagi masyarakat agar mengenali gejala Covid varian Delta Plus.

“Iya. Kita temukan varian Delta Plus di Jambi dan Mamuju," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Subandrio.

Apa sih varian Delta Plus?

Sebelum mengenali gejala Covid varian Delta Plus, terlebih dahulu kita membahas seperti apa varian virus Corona yang satu ini.

Varian Delta Plus merupakan sub-garis keturunan dari varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India. Varian dengan nama resmi AY.1 ini memiliki mutasi protein lonjakan yang disebut protein spike K217N yakni protein yang memungkinkannya menginfeksi sel-sel sehat. Sehingga menjadikan gejala Covid varian Delta Plus sedikit berbeda dari varian lainnya.

Kasus Delta Plus pertama ditemukan di India lewat sampel yang diambil pada 5 April 2021. Hingga 16 Juni 2021, tercatat 197 kasus Delta Plus telah ditemukan di 11 Negara. Diantaranya: Inggris (36 kasus), Kanada (1), India (8), Jepang (15), Nepal (3), Polandia (9), Portugal (22) , Rusia (1), Swiss (18), Turki (1), Amerika Serikat (83).

Apa saja gejala Covid varian Delta Plus?

Ahli virologi India menyebutkan gejala Covid varian Delta Plus memiliki beberapa gejala yang sama dengan varian Delta dan varian Beta.

Pasien yang terkonfirmasi positif dengan gejala Covid varian Delta Plus seringkali merasakan batuk kering, kelelahan atau demam pada umumnya. Sedangkan gejala parahnya adalah sesak napas dan sakit perut. Selain itu, gejala Covid varian Delta Plus yang bisa dirasakan adalah gejala ruam kulit, perubahan warna jari kaki, sakit tenggorokan, anosmia, dan sakit kepala.

Berikut gejala Covid varian Delta Plus yang disimpulkan para ahli virologi:

  • Batuk

  • Diare

  • Demam

  • Sakit kepala

  • Ruam kulit

  • Perubahan warna jari tangan dan kaki

  • Nyeri dada

  • Sesak napas

  • Sakit perut

  • Mual

  • Kehilangan nafsu makan

Bahaya varian Delta Plus

Sebelumnya, varian Delta telah menjadi varian yang paling mudah menular dan mendominasi sebagian besar kasus di beberapa negara. Lalu, bagaimana dengan varian Delta Plus?

Indian SARS-CoV-2 Consortium on Genomics (INSACOG) menemukan temuan protein pada permukaan varian baru ini memiliki sifat lebih menular Ikatan dengan sel di paru-paru lebih kuat serta berpotensi menurunkan respons antibodi monoklonal. Hal ini bisa dijelaskan dengan temuan gejala Covid varian Delta Plus yang lebih kompleks.

Dr Adam Prabata lewat unggahan di akun Instagramnya mengatakan mutasi Protein Spike K417N ini menyebabkan virus lebih efisien masuk ke dalam sel sehingga berpotensi lebih menularkan. Selain itu, mutasi ini juga membantu virus menghindari antibodi. Sehingga berpotensi menurunkan efektivitas vaksin, terapi antibodi, dan antibodi natural pasca sembuh.

Ahli virus Dr. Jeremy Kamil dari Louisiana State University Health Science Center menyebutkan varian ini paling banyak menyerang orang yang sudah pernah terinfeksi di awal pandemi, orang yang belum mendapat vaksin, atau belum mendapat vaksin lengkap. Dia menambahkan bahwa secara gejala Covid varian Delta Plus ini tidak terlalu berbeda dengan varian delta.

Varian ini ditemukan lebih resisten terhadap beberapa obat. Perawatan dengan obat-obatan antibodi monoklonal seperti actemra dan kevzara tidak terlalu efektif.

Meski begitu belum ada bukti yang menyebutkan varian ini membuat angka positif covid meningkat tajam. Sejauh ini, varian terbaru tersebut masih ditemukan dalam jumlah yang relatif lebih sedikit. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui gejala Covid varian Delta Plus agar lebih berhati-hati dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. (CHE)

Simak penjelasan ringkasnya berikut ini: